Halaman

Selasa, 01 Maret 2022

THE REAL

 



Bismillah
Dulu di kala aku kecil, aku selalu mendapat peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, SMA..

Semua merasa senang, ibu & ayah pun selalu memelukku dengan bangga....

Keluarga sangat senang melihat anaknya pintar & berprestasi...

Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tanpa embel-embel test...

Orang tua & teman-teman ku merasa bangga terhadap diriku...

Tatkala aku kuliah IPK ku selalu 4 & lulus dengan predikat cum laude...

Semua bahagia, para rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa seperti diriku...

Jangan ditanya tentang orang tuaku, tentunya mereka orang yang paling bangga...

Bangga melihat anaknya lulus dengan predikat cum laude....

Teman-teman seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan...

Lulus dari Perguruan Tinggi aku bekerja di sebuah perusahan bonafit....

Karirku sangat melejit & gajiku sangat besar...

Semua pun merasa bangga dengan diriku...

Semua rekan bisnisku selalu menjabat tangan-ku, semua hormat & menghargai diriku, teman-teman lama pun selalu menyebut namaku sebagai salah satu orang sukses...

Namun ada sesuatu yang tak pernah kudapatkan dalam perjalanan hidupku selama ini....

Entah mengapa hatiku selalu merasa kosong & risau....
Perasaan sepi selalu menghantui hari-hari ku...

Ya... mungkin aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku....Aku sedih...

Sehingga setelah itu aku berikrar untuk berjuang bersama di barisan pembela Rasulullah salallahu alaihi wasallam & ku buang segala title ke duniaanku....

Kutinggalkan duniaku untuk mengejar akhirat & ridhaNya....

Seketika itu pula dunia terasa berbalik....

Yaa... Dunia seperti berbalik....

Ku putuskan untuk merantau dan memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an & hadist lalu kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz...

Semua orang mencemooh & memaki diriku... Tak ada lagi pujian, senyum kebanggaan, peluk hangat dll...
Yg ada hanyalah cacian....

Terkadang orang memaki diriku..."Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya masuk pesantren."
"Dia itu orang bodoh..! Udh punya pekerjaan enak ditinggalin..."

Berbagai caci & maki tertuju pada diriku, bahkan dari kelurga yang tak jarang membuat diriku sedih....

"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ngga sayang apa udah dapat kerja enak, mau makan apa & dari mana lagi..?"

Kata mereka..

Ya, pertanyaan-pertanyaan itu terus menyerang dan menyudutkan diriku...

Hingga suatu ketika...

Ketika fajar mulai menyingsing,, ku ajak ibu untuk shalat berjamaah di masjid dekat rumah, masjid tempat di mana aku biasa menjadi imam...

Ini adalah shalat subuh yang akan selalu ku kenang...

Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir.
" Allaaahuu akbaar"
ku agungkan Allah dengan seagung-agungnya...

Ku baca doa iftitah dalam hati ku, berdesir hati ini rasanya....

Kulanjutkan membaca Al-Fatihah,
"Bismillahirrahmaanirrahiiim"
(sampai di sini hati ku bergetar ), ku sebut namaNya Yang Maha Pengasih & Maha Penyayang...

"Alhamdulillahirabbil alamiin"
Ku panjatkan puji-pujian untuk Rabb semesta alam..

Kulanjutkan bacaan lambat-lambat, ku hayati surah al-fatihah dengan seindah-indahnya tadabur, tanpa terasa air mata jatuh membasahi wajahku....

Berat lidah ku untuk melanjutkan ayat, "Arrahmaanirrahiim"
Ku lanjutkan ayat dengan nada yg mulai bergetar....

"Malikiyaumiddin"
Kali ini aku sudah tak kuasa menahan tangisku...

"Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin"
Yaa... Allah hanya kepadaMu lah kami menyembah dan hanya kepadaMu lah kami meminta pertolongan."

Hati ku terasa tercabik-cabik....
Sering kali diri ini menuntut kepada Allah untuk memenuhi kebutuhanku, tapi aku lalai melaksanakan kewajibanku kepada-Nya...

Sampai lah aku pada akhir ayat dalam surah Al-Fatihah....

Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.

Selanjutnya aku putuskan untuk membaca surah Abasa'
Ku hanyut dalam bacaan ku...

Terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali....

Bacaan terus mengalun, hingga sampailah pada ayat 34....
Tangisku memecah sejadi-jadinya...

"Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih..._"

Tangis ku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tersebut, tubuhku terasa lemas....

Setelah shalat subuh selesai, dalam perjalanan pulang, ibu bertanya :
"Mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"

Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pada ibu...

Ku tatap wajahnya dalam-dalam & aku berkata :

"Wahai ibu...."
Ayat itu menjelaskan tentang huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan saudaranya...

Ibunya...
Bapaknya...
Istri & anak-anaknya...

Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing...

Bila kita kaya orang akan memuji dengan sebutan orang yang kaya...

Bila kita pintar orang akan memuji dengan sebutan orang yang pintar....

Bila kita sukses orang akan memuji dengan sebutan orang yang sukses..

Namun nanti ketika kiamat terjadi apalah gunanya segala puji-pujian manusia itu....

Sebab semua orang akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku....

Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...

Ku lanjutkan...
"Aku pun takut bu bila di mahsyar bekal yang ku bawa sedikit.."

Pujian orang yang ramai selama bertahun-bertahun pun kini tak berguna lagi....

Lalu kenapa orang masih beramai-ramai menginginkan pujian & takut mendapat celaan....

Apakah mereka tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?

Ibu kembali memelukku & tersenyum...

Ibu mengatakan...
"Betapa bahagianya aku punya anak seperti dirimu..."

Baru kali ini aku merasa bahagia, karena ibuku bangga terhadap diriku...

Berbagai pencapaian yang aku dapat dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sangat membekas dalam jiwaku...

Wahai manusia sebenarnya apa yang kalian kejar..?
Dan apa pula yg mengejar kalian..?
Bukankah maut semakin hari semakin mendekat...?

Dunia yg menipu jangan sampai menipu & membuat diri lupa pada negeri akhirat kelak...

Wahai saudaraku,
Apakah kalian sadar nafas kalian hanya beberapa saat lagi..?

Sebelum lubang kubur kalian akan digali..
Apa yang aku & kalian banggakan di hadapan Allah & RasulNya kelak...?

Wallahua'lam...

Sumber :
TULISAN REKTOR ITS, Prof Joni Hermana di wall Facebooknya.

🌹🌹🌹🌹

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is my punyek

  Ini adalah punyek kucing putih yang lucu dan mengemaskan Singkat cerita punyek hadir disaat rumah kami sepi setelah kami kehilangan ibunda...